Orang kaya cenderung memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan orang. Mereka punya mentalitas dalam setiap tindakan, mereka berpikir tentang uang secara logis dan mereka melihat uang sebagai teman.
Itulah yang ditemukan Steve Siebold, jutawan mandiri dan penulis “How Rich People Think,” setelah mempelajari lebih dari 1.200 orang terkaya di dunia selama 30 tahun terakhir.
Siebold juga menyadari ada sebuah kesamaan pola pikir dari 1.200 orang kaya tersebut. Mereka cenderung menghindari nostalgia.
Di saat kebanyakan orang terpaku dengan kejayaan di masa lalu, orang-orang kaya bermimpi tentang masa depan dan selalu optimis tentang segala sesuatu yang akan datang.
“Orang-orang yang percaya akan hari-hari terbaik ada di masa lalu jarang menjadi kaya, dan sering bergumul dengan ketidakbahagiaan dan depresi,” tulis Siebold dalam bukunya.
Siebold menambahkan, “Jutawan mandiri menjadi kaya karena mereka bersedia untuk mempertaruhkan diri mereka sendiri dan memperjuangkan impian, tujuan, dan ide-ide mereka untuk sebuah masa depan yang mungkin masih belum jelas.”
Dengan pola pikir yang berorientasikan masa depan bukan berarti mereka benar-benar mengabaikan masa lalu, Siebold menekankan. “Mereka menghargai dan belajar dari masa lalu sambil menghidupi masa kini dan memimpikan tentang masa depan.” Mereka tak hanya bermimpi, mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun tanpa kenal lelah dan dengan penuh kesabaran merencanakan serta mewujudkan impian mereka.
Kemampuan untuk menghindari nostalgia dan memandang ke arah masa depan yang masih tak menentu ini datang dari rasa nyaman terhadap ketidakpastian. Bahkan mereka tidak hanya berharap bisa keluar dari zona nyaman, namun juga mempersiapkan diri mereka untuk itu.
“Orang-orang hebat tahu selalu ada harga yang harus dibayar untuk menjadi kaya, tetapi jika mereka memiliki mental yang tangguh untuk bertahan terhadap rasa sakit yang sementara, mereka dapat menikmati kesejahteraan selama sisa hidup mereka,” ujar Siebold.